Tuesday, June 3, 2008

RENDEZVOUZ

Kemarin tidak sengaja menemukan blog temen-temen SMA dulu. Jadi keingetan jaman masih jadi anak bengal yang kerjaane bolos ma men melulu. Angga, Landung, Yudwi, Udi, dll. Almost 11 years since the last time we were there, buddies!

Kerja memang menjadi penghabis waktu paling besar menurutku. Sampai kadang kita lupa kalo hidup bukanlah sekedar kerja, tapi juga ada keluarga dan teman-teman di luar sana yang justru paling bisa membuat hidup kita berwarna. Lupa atau malah memnag dipaksa untuk lupa?

That’s the problem, guys! When you think that your work is your only life, then you’ll get stuck into it and sooner or later you’ll loose your social side. You’ll act, think, and see everything from the angle of effectiveness of your routine work mechanism. You’ll fail to give a human touch there as you’ll lean only to a logical frame and leave your heart behind!

So, sering-seringlah bertemu dengan orng lain di luar lingkaran rutinitas kita, karena hidup kita akan menjadi jauh lebih luas. Ada waktu untuk kerj, namun ada juga waktu untuk keluarga dan lingkungan kita. Don’t spend it too much in one area!

Back to earth, ternyaa mencermati blog teman-temanku membuatku tahu bagaimana sekarang mereka sudah jauh berubah. Ada hidup yang mereka pilih untuk dijalani meskipun selalu saja laki-laki akan terus mencari yang lebih baik.

Angga, my first compatriot. Dulu anaknya pendiam sekali, tapi sekarang sudah jadi journalist di salah satu majalah bisnis yang cukup kondang. Dia menuangkan seluruh pandangan-pandangannya tentang hidup yang universal dan kemampuan untuk tidak terjebak dalam modernitas dangkal yang justru membuat banyak dari kita melupakan nilai-nilai akar budaya kita sendiri yang sangat adiluhung.
Wuiiihhhhhhhhhhhhh, hebat euy…! Tidak nyangka kamu sekarang bis punya wawasan seluas pesisir kidulmu, Dab!

Aku masih ingat kami punya kebiasaan yang sama kalo sedang suntuk. Apalgi kalo bukan bermain bola seharian di sepanjang pantai selatan, sambil sesekali menghambur ke arah datangnya ombak besar. Tapi sampai sekarang kok aku tetep gak bisa berenang ya? Wakakakakakakakak, truly embarassing! Apalagi sekarang, saat badan udah overweight begini. Jadi cukup senanglah, sebatas punya cita-cita bisa renang!

Lalu kita beranjak ke Landung, anak yang langganan ranking sau pas SMA. Hahahahaha, kok biso o ya? Lha wong kami-kami yang mandi 3x sehari saja erlempar dari 10 besar, lha ini yang jarang mandi malah nangkring di atas sana.
Sama-sama suka manjat gunung, dulu aku dan Landung bela-belain nyuri kacang tanah saking laparnya pas manjat salah satu bukit batu di lereng Menoreh.

Tidak tahu, apa yang saat ini kamu cari, Teman!

Kuliah tidak selesai, dan masih saja suka erbang seperi jaman masih muda. Tapi aku yakin ada banyak hal yang kamu punya di luar sana. Mungkin justru khasanah pikiranmu jauh lebih luas daripada temen-temen yang terpaksa erkurung di kantor seperti aku.

Let’s conquer another mountain, dude!

Lalu Yudwi, keluargakau selanjutnya. Dia anak yang tidak pernah menampakkan emosinya, tapi jangan tanya kemampuan otaknya.

Yang namanya matematika koordinat dan segala macam rumus empiris, sama sekali tidak bisa nyantol di otakku yang kecil ini. Tapi coba kasih ke Yudwi, dan dengan garuk-garuk kepala dia akan menyelesaikannya dalam hitungan menit. Tidak heran kalo sekarang dia jadi guru fisika di salah satu SMA di Wates. Ha, Yudwi jadi guru? Wakakakakakaa...

Aku menjadi bagian keluarga ini saat BBM jaman reformasi naik gila-gilaan dulu (meski tidak segila sekarang). Semua angkutan umum mogok, jadi aku selalu nginep di empa Yudwi. Diajari naik motor, keliling kota buat nyari makanan, dan banyak lagi. That was great, Yud!

Rasanya bersalah banget sudah lama aku tidak silaturahmi kesana. Gimana kabar bapak, ibuk, mas Imam, Bintok, dan simbah, Yud? Nanti akan aku ajak anak dan istriku sowan kerumahmu.

I really miss you, guys! Apakah ada waktu di depan sana kita bisa bertemu, meniti waktu, dan bercerita tentang masa lalu itu? Bukan untuk mengulangi semuanya, tapi melnjutkan lagi kisah persahabatan kita dengan lebih erat dan hangat, biar hidup kita semakin berwarna.

“NANTI AKAN KUCARI LAGI KAL
IAN…!”

Friday, May 30, 2008

"Persembahan untuk Istriku...!"

Tentang kita…

Aku menemukanmu diantara tegakan hijau cemara dan wangi pohon pinus
Seperti pendar yang bercerita tentang terang
Maka matamu adalah kerlip kunang-kunang dalam kegelapan

Aku menemukanmu diantara hembusan angin dan rintik embun pagi
Seperti fajar yang menutup barisan malam
Maka senyummu adalah kipasan titik-titik kesejukan
Dan biarkan segala teduh menjadi dekapmu
Tempat dimana aku bisa membiarkan diriku bersandar
Adakah elang bisa terbang jika sayapnya berkepak hanya sebelah? Maka jadilah kepak hidupku

Mungkin rindu yang kupahat atas namamu
Tidaklah secantik lekuk pelangi
Mungkin mimpi yang coba kuberi atas harapmu
Tidaklah segemerlap bintang-bintang di malam hari

Namun ia datang sebagai hangat dalam hidupmu
Sebagai bening yang tulus untuk hatimu
Sebagai kesetiaan yang tak terpupus oleh waktu
Sebagai indah yang menjadi warna semestamu

Ya…
Cintaku padamu adalah sebuah garis tegak lurus
Antara hati terdalam dan kaki langit
Bernama kebahagiaan...

Here I am...!

“Namanya ARGA, lengkapnya ANARGYA FAHMI ‘ILMI NUGRAHA. Lahir tepat di pertengahan bulan Mei 2008 saat ayahnya tengah bertugas di pelosok selatan Pati, Jawa Tengah. Maafin ayah ya, Nak, tidak bisa terus menungguimu...!

Rasanya ada semangat baru yang mengalir di hatiku setiap kali aku melihat wajah mungil anakku. Kemarin hasil USG menunjukkan kalo anakku laki-laki. Tapi hampir semua orang menduga kalo istriku akan melahirkan bayi wanita. Katanya istriku suka ber-make up, perutnya bulat, dll. So, kamipun hanya tersenyum setiap kali ditanya hasil USG-nya. Apalagi banyak temen-temen yang hasil USG-nya berbeda dengan jenis kelamin bayi mereka saat sudah lahir (hmmm….penjelasan ilmiahnya gimana ya?).

But, the basic principle is bayinya sehat, Bundanya juga sehat, persalinannya normal, then everything will be ok! Mau laki-laki atau wanita, itu adalah anugerah Tuhan buat kami, so tidak akan ada yang membuatnya mendapatkan cinta yang kurang. And I got a boy!

Guys, it’s definitely amazing to know that I’m now a father!

Mendapatkan nama buat anakku tuh cukup lama prosesnya. Terinspirasi nama anaknya Nindya, temen kerja dulu, yakni Lathifa (ejaannya bener kan, Jeng?). Dari kata Al-Lathif, salah satu Asmaul Husna yang berarti Yang Maha Lembut. Jadinya semangat banget untuk nyari nama yang syarat doa dan makna, bukan hanya sekedar permainan kata.

And here it is: ANARGYA FAHMI ’ILMI NUGRAHA. Anargya dari bahasa Jawa yang artinya tidak ternilai harganya, Fahmi ‘Ilmi dari bahasa Arab yang artinya pemahaman ilmu, dan Nugraha dari bahasa Jawa yang artinya anugerah. Khusus untuk Nugraha, sengaja kuambilkan dari nama Bundanya; ERNI SOFA NUGRAHA, sebagai sebuah penghormatan untuk dirinya. Jadi kelak semua anak kami insyaallah akan selalu menggunakan nama Nugraha di belakangnya.

Finally, ANARGYA FAHMI ‘ILMI NUGRAHA adalah Sebuah anugerah tak ternilai dari Tuhan yang dikaruniai pemahaman ilmu. Minta doanya, Oom dan Tante, ARGA tumbuh menjadi anak yang sholeh, sehat, cerdas lahir dan batin, dan selalu dimudahkan segala urusannya di dunia dan akhirat. Amiiiin…!”

Cepat besar, Nak!

"Semangatku satu, untukmu Indonesiaku…!”

"Semangatku satu, untukmu Indonesiaku…!”
~ picture by hangga ranuwidjaja ~